suratkabar.com

Japanese Yakimono
Bali Incense

Domain For Sale

suratkabar.com

News Indonesia SuratkabarCom

The Latest News.....

Prangko Pemilu 2004 Diterbitkan
11/04/2004 (21:00)

JAKARTA (LoveIndonesiaPhilately) - Untuk kesekian kalinya, Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi menerbitkan prangko seri "Pemilihan Umum" (Pemilu). Kali ini, prangko seri "Pemilu 2004" terdiri dari 2 desain bernominal masing-masing Rp 1.500. Sesuai rencana, prangko tersebut terbit tepat pada pelaksanaan Pemilu 5 April 2004. Namun, karena saat pelaksanaan Pemilu merupakan hari libur, maka prangko tersebut baru dijual 6 April 2004.

Tiap prangko berukuran 25,31 x 41,06 mm dengan perforasi 13,50 x 12,75. Dicetak dalam komposisi 20 keping perlembar, dengan menggunakan 5 warna, tetapi didominasi dengan warna kecokelatan. Menggunakan perekat PVA dengan proses cetak offset dan dicetak dalam jumlah amat terbatas hanya 200.000 set. Desain prangko tersebut dikerjakan oleh Studio DKV ITB dan dicetak oleh PT AMG.

Selain prangko, juga diterbitkan Sampul Hari Pertama (SHP) oleh PT Pos Indonesia. Sampul (amplop) surat yang di bagian kiri depan dicetak gambar gedung DPR/MPR dan sejumlah prangko seri "Pemilu" yang telah terbit sebelumnya, dilengkapi dengan satu set prangko baru dan cap pos khusus hari terbit pertama bergambar lambang Pemilu 2004 berupa kotak suara. SHP yang dirancang oleh Tata Sugiarta tersebut dicetak sebanyak 5.000 lembar dengan harga Rp 5.000 per lembar.

Prangko seri "Pemilu" kali ini, menurut informasi yang diterima Pembaruan, sebenarnya akan diterbitkan 11 Maret lalu, bertepatan dengan hari pertama kampanye Pemilu 2004. Namun, karena masih ada pengolahan desain yang lebih tepat, maka baru diterbitkan pada 5 April 2004.

Sebelumnya, prangko seri "Pemilu" telah pernah terbit pada tahun 1955, ketika pertama kali diadakan Pemilu di Indonesia. Kecuali Pemilu tahun 1971 yang tidak diterbitkan prangkonya, maka setiap Pemilu di Indonesia ditandai sejarahnya dengan penerbitan prangko. Masing-masing sejak Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, 1997 dan bahkan Pemilu 1999 yang diadakan pertama kalinya di masa reformasi.

Menambah Wawasan

Prangko, selain sebagai tanda bukti pelunasan biaya pengiriman suratpos, memang mempnyai fungsi lain yang tak kalah pentingnya. Lewat prangko, sejarah suatu negara ditandai. Demikian pula, lewat prangko, sebuah negara dapat menampilkan dan memperkenalkan kekayaan seni budaya, pemandangan alam, dan keragaman bentuk suku bangsa yang ada di dalam negara itu.

Tak heran bila prangko menjadi salah satu benda koleksi yang banyak disukai orang. Para kolektor prangko yang lebih akrab dipanggil filatelis, dapat menambah wawasan mereka dengan mempelajari desain dan tulisan yang ada di dalam prangko. Sejumlah kolektor bahkan mengkhususkan diri mengumpulkan dan mempelajari prangko-prangko dengan tema negarawan dan politik suatu negara.

Bagi mereka, walaupun hanya sekeping kertas kecil, prangko merupakan bukti eksistensi suatu negara. Tak heran bila beberapa waktu lalu sempat terjadi ketegangan kecil antara Korea dan Jepang, hanya karena prangko salah satu negara itu memuat gambar pulau yang diakui milik negara lain.

Hal lain yang menarik diperhatikan dari prangko dengan tema negarawan dan politik suatu negara, dengan memperhatikan keberadaan seorang tokoh yang dijadikan prangko.

Selama Orde Baru di Indonesia, prangko-prangko definitif didominasi oleh prangko dengan gambar Presiden Soeharto. Namun ketika berganti ke masa reformasi, prangko-prangko Presiden Soeharto itu tak dijual dan dipakai lagi. Prangko definitif saat ini didominasi gambar flora dan fauna, tema prangko yang banyak diminati para filatelis. (B-8)

Suara Pembaruan

Last modified: 7/4/04


HOME | Today's News | Shopping | Add URL

Copyright 1999-2004 © SuratkabarCom Online