suratkabar.com

Japanese Yakimono
Bali Incense

Domain For Sale

suratkabar.com

News Indonesia SuratkabarCom

The Latest News.....

Deltiologi, Lebih dari Sekadar Mengoleksi Kartu Pos
13/02/2005 (21:00)

JAKARTA (LoveIndonesiaPhilately) - Di antara sekian banyak hobi mengoleksi benda, salah satu di antaranya yang cukup popular dan disukai segala lapisan usia adalah mengoleksi kartu pos. Dalam artikel berjudul "A Brief History of Postcards" yang disusun oleh Vickie L Prater dari Georgia, Amerika Serikat, yang memiliki usaha menjual kartu-kartu pos untuk para kolektor, bahkan disebutkan bahwa mengoleksi kartu pos merupakan hobi terbesar ketiga di dunia setelah hobi filateli (koleksi prangko dan benda pos lainnya) serta numismatik (koleksi mata uang, medali, dan sejenisnya).

Seperti juga filateli dan numismatik, hobi mengoleksi kartu pos saat ini telah demikian berkembang, bahkan mempunyai nama atau sebutan khusus, deltiology atau diindonesiakan menjadi deltiologi. Dari kamus The American Heritage Dictionary of the English Language edisi ketiga yang terbit tahun 1992, istilah deltiologi diambil dari bahasa Yunani, deltion, yang merupakan bentukan kata yang lebih kecil dari deltos. Kata deltos itu sendiri berarti "tablet/papan untuk menulis", atau bisa juga berarti "surat".

Deltiologi lebih dari sekadar mengoleksi kartu pos, tetapi juga mempelajari berbagai aspek yang berkaitan dengan kartu pos itu. Mulai dari segi desain, bentuk, sampai sejarah yang melatarbelakangi terbitnya kartu pos tertentu. Dari sudut sejarah, kartu pos telah dikenal hampir bersamaan dengan terbitnya prangko pertama di Inggris pada tahun 1840. Di Amerika Serikat, kartu pos pertama diperkirakan diterbitkan oleh JP Carlton pada tahun 1861, yang belakangan hak ciptanya diserahkan kepada HL Lipman, tokoh yang banyak menerbitkan kartu pos.

Secara umum, kartu pos terbagi atas dua jenis. Pertama, yang dalam bahasa Inggris disebut post card, kartu pos biasa tanpa cetakan prangko dan bisa diterbitkan oleh siapa pun, baik oleh pemerintah melalui administrasi pos maupun oleh swasta. Kedua, yang dalam bahasa Inggris disebut postal card. Ini adalah kartu pos bercetakan prangko, artinya pada kartu pos telah ada prangkonya, sehingga pengirim tak perlu repot menempelkan prangko lagi. Postal card ini hanya diterbitkan oleh administrasi pos atau lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah suatu negara untuk menerbitkan kartu pos bercetakan prangko itu.

Jenis pertama, post card lebih beragam, baik desain maupun bahan yang digunakan. Ada yang polos, ada yang bergambar hasil cetakan litograf, desain dengan gambar berupa lukisan, foto, dan sebagainya. Bahan kartu pos beragam, mulai dari kertas biasa, kayu tipis sejenis tripleks, sampai kertas linen, bahkan paduan kertas dan kain. Sedangkan jenis kedua, postal card, umumnya hanya polos dengan cetakan prangko di bagian kanan atas, atau diberi tambahan desain berupa gambar dan foto di bagian kiri dalam bagian muka yang sama dengan cetakan prangko di kanan atasnya.

Kartu Pos Bergambar

Dari jenis post card, kita mengenal beberapa ragam yang umumnya dikenal di kalangan para kolektor. Pertama adalah view card atau lazim pula disebut picture post card. Ini adalah kartu pos yang di halaman muka terdapat bagian untuk menuliskan berita, alamat pengirim, dan alamat penerima, sedangkan di halaman sebaliknya terdapat gambar, baik berupa lukisan maupun foto. Desainnya tak terbatas, walaupun pada masa-masa awal kartu pos bergambar diterbitkan, umumnya berupa foto pemandangan atau bangunan dari sebuah kota atau suatu negara.

Kedua, yang juga dikenal di kalangan para kolektor kartu pos adalah greetings card (kartu pos ucapan selamat). Desain berupa gambar atau foto serta tulisan berupa ucapan selamat, dapat ditemukan baik di bagian belakang, maupun di bagian kiri depan, sejajar dengan tempat untuk menempelkan prangko dan menuliskan alamat calon peneri-ma kartu pos itu. Kartu pos ucapan selamat, umumnya diterbitkan untuk menyambut Hari Natal dan berbagai perayaan penting lainnya. Di Indonesia, pernah pula diterbitkan kartu pos menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Ketiga, yang disebutkan dengan historical card, kartu pos yang diterbitkan untuk memperingati suatu peristiwa bersejarah. Baik itu perayaan ulang tahun kemerdekaan suatu negara, pameran berskala besar, sampai masalah politik, seperti kartu pos untuk menyambut pemilihan umum di suatu tempat, atau mempromosikan program dan kebijakan suatu pemerintahan, seperti keluarga berencana, anti narkoba, dan sebagainya.

Keempat, kartu-kartu pos yang digolongkan sebagai art card. Ini biasanya ditemukan pada kartu-kartu pos kuno yang berasal dari masa awal abad ke-20. Kartu pos golongan ini biasanya dilukis tangan (bukan cetakan) atau hanya dicetak dalam jumlah terbatas dengan ketelitian dan proses cetak yang terbaik.

Kelima, kartu-kartu pos yang disebut sebagai photographic card. Desainnya berisikan foto-foto bernilai seni dengan objek wanita-wanita cantik, anak-anak, atau binatang peliharaan.

Mana yang ingin Anda pilih sebagai benda koleksi, tentunya bergantung pada selera dan kemampuan dana. Soal dana, walaupun bukan utama, memang menjadi hal yang patut diperhatikan. Sejumlah kartu pos dengan desain menarik dan usia yang cukup tua kini harganya cukup tinggi, sampai ribuan dolar Amerika Serikat.

PEMBARUAN/BERTHOLD SINAULAN
Last modified: 11/2/05


HOME | Today's News | Shopping | Add URL

Copyright 1999-2005 © SuratkabarCom Online