![]()
![]() | ![]()
Prangko Tema Kepramukaan Banyak Peminatnya
Prangko dari Kerajaan Prancis juga bergambar kepala negara, yaitu
Kaisar Napoleon III, lalu dari Italia adalah prangko Raja Victor
Emmanuel II. Dari Spanyol ada prangko bergambar Ratu Isabella, dan
dari Hawaii yang ditampilkan adalah Raja Kamehameha.
Lalu ketika Amerika Serikat mulai menerbitkan prangko, yang
ditampilkan juga gambar wajah George Washington. Sementara di bumi
Indonesia, prangko pertama yang terbit adalah tahun 1864, ketika
masih bernama Hindia-Belanda, dan gambarnya adalah Raja Belanda,
Willem III.
Pada awal tahun 1900-an dan sesudahnya, desain prangko semakin banyak
ragamnya. Ada yang menggambarkan sarana transportasi seperti
kendaraan darat termasuk kereta api, kendaraan laut, pesawat dan
balon udara, pahlawan perang, dan sebagainya. Di antara sekian banyak
desain prangko yang diterbitkan, ada prangko-prangko yang temanya
adalah gerakan kepramukaan.
Sebagaimana kita ketahui, gerakan kepramukaan adalah suatu wadah
pendidikan bagi anak-anak dan remaja di luar lingkungan rumah dan
lingkungan sekolah. Kegiatannya yang diberikan dalam bentuk permainan
yang mengandung unsur pendidikan, diutamakan dilakukan di luar
ruangan. Selama dalam permainan itu, anak-anak dan remaja digabung
dalam kelompok-kelompok kecil, yang bersaing secara sehat antara satu
kelompok kecil dengan kelompok kecil lainnya.
Gerakan kepramukaan itu merupakan ide dari seorang jenderal dari
Inggris yang bernama Robert Stephenson Smyth Baden-Powell. Dia adalah
seorang pahlawan perang dalam pertempuran di Mafeking (sekarang
bernama Mafikeng dan merupakan bagian dari negara Afrika Selatan)
pada tahun 1900.
Setelah pensiun dari dinas militernya, Baden-Powell mulai memberi
perhatian pada perkembangan jiwa anak-anak dan remaja yang saat itu
bisa dibilang hampir tak ada kegiatan menarik yang mendidik. Maka
setelah melalui sebuah perkemahan percobaan di Brownsea Island di
dekat London, Inggris, pada tahun 1907, lahirlah gerakan kepramukaan
yang kemudian berkembang di seluruh dunia.
Pada tahun 1900, untuk mengatasi habisnya stok prangko di kawasan
Mafeking, maka diterbitkan dua prangko. Satu bergambar wajah Baden-
Powell yang ketika itu berpangkat Kolonel, dan satu lagi bergambar
seorang remaja pengirim surat dengan sepedanya. Remaja yang bernama
Goodyear itu, merupakan salah satu dari kelompok kecil pertama yang
dididik Baden-Powell dan kelak dijadikan salah satu sistem dalam
gerakan kepramukaan. Kedua prangko itu dapat dikatakan sebagai dua
prangko pertama yang dapat dikaitkan dengan tema gerakan kepramukaan,
walaupun saat itu yang namanya gerakan kepramukaan belum lagi lahir.
Pada tahun 1918, saat berlangsungnya Perang Dunia I, diterbitkan pula
prangko dengan tema gerakan kepramukaan di Ceko. Prangko itu
ditempelkan pada surat-suratpos yang pengirimnya adalah para pramuka
yang dengan sukarela menjadi pengganti pegawai kantor pos yang
sebagian besar ikut berperang.
Sementara itu, dari sekitar tahun 1920 sampai 1923, juga terbit
prangko dengan tema gerakan kepramukaan di Siam yang kini bernama
Thailand. Ini sebenarnya prangko bergambar Raja Siam yaitu Vajiravudh
atau Rama VI yang kemudian diberi cetakan di atasnya (cetakan tindih)
dengan tulisan "Scout's Fund" (Dana Pramuka) dan gambar kepala
harimau yang merupakan lambang pramuka Siam.
Bagi sebagian orang, prangko-prangko inilah yang dianggap sebagai
cikal bakal koleksi prangko dengan tema gerakan kepra-mukaan. Memang,
setelah tahun itu, penerbitan prangko-prangko dengan tema gerakan
kepramukaan makin lama makin banyak. Tahun 1933 misalnya, Hungaria
menerbitkan prangko Jambore Dunia yang diadakan di Godollo, Hungaria.
Lalu tahun 1937, dalam rangka memperingati Jambore Dunia yang
diadakan di Vogelenzang, Belanda, dua negara menerbitkan prangko tema
gerakan kepramukaan, yaitu Belanda yang satu serinya terdiri dari
tiga prangko dan Hindia-Belanda yang kini bernama Indonesia, dengan
satu seri terdiri dari dua prangko.
Dari data yang diperoleh, prangko dengan tema gerakan kepramukaan
termasuk yang banyak peminatnya. Pada tahun 2003 misalnya, American
Topical Association yang merupakan organisasi pengumpul prangko
berdasarkan tema tertentu di Amerika Serikat, menempatkan prangko
dengan tema gerakan kepramukaan di urutan ke-11 yang paling banyak
peminatnya di seluruh dunia. Sebelumnya, dari tahun ke tahun, prangko
dengan tema gerakan kepramukaan memang selalu masuk sebagai "20
besar" tema prangko yang paling disukai orang.
Demikian banyaknya peminat prangko dengan tema gerakan kepramukaan,
menyebabkan kini timbul pula pemalsuan atau penerbitan prangko yang
sebenarnya ilegal dan tidak sah menurut peraturan yang berlaku. Ada
yang prangko dengan tema gerakan kepramukaan yang diterbitkan oleh
negara yang sebenarnya tak ada organisasi kepramukaannya di negara
itu. Ada lagi yang menerbitkan prangko bertema gerakan kepramukaan
dengan harga satuan (nominal) yang amat tinggi. Lebih gawat lagi, ada
semacam prangko bertema gerakan kepramukaan yang dengan nama negara
yang sebenarnya tidak ada di dunia ini.
Jadi memang, disarankan berhati-hati dalam mengoleksi prangko. Bila
perlu, tanyalah ke pihak-pihak yang lebih mengerti, seperti di
Indonesia dapat ditanyakan ke Pengurus Pusat Perkumpulan Filatelis
Indonesia yang beralamat di Jalan Pos nomor 2, Jakarta 10710.
PEMBARUAN/BERTHOLD SINAULAN
Suara Pembaruan 19 September 2004
Last modified: 16/9/04
HOME | Today's News | Shopping | Add URL Copyright 1999-2004
© SuratkabarCom Online
|